25. January 2016 · Comments Off on 6 Mitos yang Sering Membuat Startup Gagal! · Categories: Domain

jangan-fokus

Beberapa pengusaha lupa bahwa mereka membutuhkan model bisnis yang inovatif serta solusi inovatif untuk memiliki startup yang sukses. Banyak beberapa kasus yang gagal dalam menjalankan bisnis, bahkan ahli bisnis sekaligus. Itulah sebabnya, 2 kepala lebih baik dari 1 untuk bidang startup. Bisa kita lihat pendiri Apple dan Microsoft.

Michael E. Gerber mengabadikan konsep ini bertahun-tahun dala bukunya classic E-Myth, bahwa kebanyakan startup yang diprakarsai oleh perusahaan memiliki keterampilan teknis daripada keterampilan bisnis. Tak heran, jika tingkat kegagalannya jauh lebih tinggi. Sesungguhnya, ada 2 keterampilan yang harus diperlukan, maka tingkat kegagalan tidak lebih dari 50%.

Sebagai investor, fenomena ini tidak banyak berubah dibeberapa decade terkahir. khususnya teknologi yang akan mengabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja dalam bisni. Berikut beberapa mitos yang sering berkontribusi dalam kegagalan mereka:

  1. Teknologi Besar Akan Memimpin Bisnis Sukses

Pelanggan dan investor sering menghindari resiko tinggi yang dirasakan tekonlogi pitches inovatif. Pelanggan tidak suka kurva baru dengan solusi yang tidak stabil. Dengan pengadopsian teknologi baru, pelanggan marketing menginginkan solusi buka teknologi.

  1. Merancang Produk Hebat, Investor Akan Mencari Kita

Teknologi lupa bahwa investor membeli sepotong bisnis bukan produk. Setiap tim bisnis membutuhkan solusi bagaimana cara memasarkan, mendistribusikan, dan mendukung produk. Investor ingin bukti pendapatan dan pelanggan serta produknya.

  1. Kerja Bisnis Dimulai Dari Produk

Para ahli bisnis merekomendasikan agar pengusaha memulai pemasraan mereka untuk mengkonfirmasi bahwa pelanggan memiliki minat yang nyata dengan konsep produk yang menarik. Selain itu, rencana marketing yang baik dapat memakan waktu selama pengembangan produk.

  1. Marketing Adalah Kejahatan yang Diperlukan Untuk Menjual Solusi yang Lemah

Dengan informasi yang berlebihan orang akan bergantung pada marketing di sosial media untuk menemukan solusi sesuai dengan kebutuhan mereka. Bahkan solusi teknis yang terbaik tak jarang mengalami kegagalan, dikarenakan marketing yang kurang baik. Solusi inovatifnya, marketing merupakan pendidikan konsumen.

  1. Solusi Paradigma-Shift Tidak Memiliki Kompetisi

Kompetisi untuk paradigm yang baru adalah paradigm lama. Pesawat akan menghadapi kompetisi besar dari kereta dan mobil. Jika tidak ada kompetisi, investor akan melihat market yang tidak ada pelanggan. Dengan pertumbuhan yang lambat dan biaya marketing yang besar. Biasanya paradigm akan bergeser dengan teknologi lain.

  1. Solusi Gratis Adalah Cara Untuk Membangun Massa Kritis Dengan Cepat

Banyaknya pelanggan, tidak bearti dengan nilai merk, tetapi loyalitas rendah dan biaya pendukung masih tinggi. Untuk itu kamu perlu kantong atau investor yang murah hati agar iklan atau aliran pendapatan dapat berjalan. Harga premium dengan ekslusivitas merupakan strategi bisnis yang baik.

Persektif kewirausahaan bagi investor meliputi pemahaman bagaimana bisnis harus bekerja dan bagaimana solusinya. Bisnis memerlukan orang-orang yang jangka panjang dan proses pertumbuhan yang berhubungan dengan pemasaran, penjualan, distribusi, dan dukungan pelanggan. Tak lupa juga produk dan dukungannya.

Perspektif kewirausahaan yang baik akan melampaui dan menghasilkan uang. Visi yang terintegrasi akan memuaskan kebutuhan pelanggan ke arah kebaikan dan linkungan dan masyarakat yang besar. Tantangannya, bagaimana mempertahankan pandangan yang seimbang dalam berjalannya sebuah bisnis.

Sosial media dan internet adalah saluran yang besar untuk menguji keseimbnagan dan mengatasi mitos dari pendiri startup. Kami menyarankan untuk membangun tim yang solid dan bisnis terbaik dengan solusi terbaik, sehingga akan berkembang secara alami. Pastikan, investormu adalah elemen bisnis yang kuat dalam menyelesaikan solusi

Comments closed.