Saat ini terdapat sebuah profesi yang di dunia yang sedang populer. UX writer namanya. UX writer populer setelah banyak perusahaan teknologi tingkat dunia, seperti Google dan Dropbox mulai mempekerjakan profesi ini di perusahaan mereka. Tentu saja, kebijakan para raksasa ini kemudian diikuti oleh banyak pihak. Terutama perusahaan yang bergerak di bidang teknologi. Dan kini, UX writer dan UX writing akhirnya telah sampai ke Indonesia, sekira tiga tahun kebelakang.
Karena termasuk jenis profesi yang baru, maka banyak yang bertanya-tanya, apa itu UX writer? Bagaimana cara kerjanya? Dan yang paling penting, bagaimana cara menjadi UX writer yang baik itu?
Nah, pada artikel kali ini, kami akan berbagi dengan Sobat Unlimited semuanya, tentang apa itu UX writer, dan bagaimana cara menjadi seorang UX writer. Jadi, simak artikel ini sampai selesai, ya.
Apa Itu UX Writing?
Kalau mau tahu cara menjadi UX writer, sebelumnya tentu harus mengenal dulu, apa itu UX writing. UX, adalah singkatan dari user experience. Yang dimaksud “user” di sini adalah pengguna yang berinteraksi dengan tampilan antarmuka sebuah produk digital. Seperti aplikasi, website dan game. Baik di perangkat mobile, ataupun desktop.
Lantas apa itu UX writer? UX Writer adalah orang yang bertugas untuk menuliskan kata-kata pendek, yang merupakan bagian dari antarmuka atau interface. Tanpa disadari, hampir setiap hari kita menemui penerapan UX writing. Misalnya judul menu “Pengaturan”di smartphone, kata-kata yang kamu klik ketika ingin checkout dari situs belanja online, dan tombol post di sosial media. Rangkaian kata-kata kecil inilah yang dinamakan sebagai microcopy
Apa Itu UX Writer?
Masih banyak yang beranggapan bahwa UX writer sama saja dengan copywriter. Padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Copywriter lebih berat pada aspek pemasaran, dan tugas mereka adalah membuat kata-kata yang menjual. Sedangkan bagi UX writer, tidak terlalu peduli pada penjualan. Sebaliknya tujuan utama UX writer adalah memastikan user dapat menggunakan aplikasi dengan mudah.
Tugas utama seorang UX writer adalah menulis kata-kata yang bermanfaat, berguna, dan mudah dimengerti. Maka dari itu, microcopy adalah komponen penting dalam desain user interface.
Idealnya, seorang UX writer memiliki peran untuk menghubungkan pengguna dengan produk dan layanan. Empati dan pikiran yang kreatif sangat dibutuhkan dalam proses menulis. Microcopy bukan hanya tentang teks yang ditulis, tetapi juga menggunakan tata bahasa yang tepat.
Dalam bekerja, UX writer berkolaborasi dengan desainer. Tujuannya untuk menciptakan user experience yang baik bagi pengguna. Kolaborasi inilah yang memastikan bahwa copy dan desain dapat bekerja dengan baik dan serta mudah dimengerti.
Pengguna tentu ingin membaca konten yang berkaitan dengan produk dan layanan. Karena itulah, UX writer harus pintar-pintar menghubungkan wawasan dan pengalaman pengguna dengan produk, lebih interaktif. Tak hanya memperhatikan pengalaman pengguna, tetapi juga pengalamannya sendiri.
Skill yang Dibutuhkan UX Writer
Agar dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik dan lancar, ada dua jenis skill yang dibutuhkan seorang UX writer, antara lain:
Hard Skill
Hard skill adalah kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa menunjang pekerjaannya. Berikut adalah hard skill yang harus dimiliki seorang UX writer:
- Kemampuan menulis
- Akrab dengan tools-tools digital seperti Google Document, Trello, Software Prototyping.
- Memiliki kemauan keras belajar UX design.
- Memahami brand voice dan menerapkannya ke microcopy.
Soft Skill
Berbeda dengan hard skill, soft skill adalah kemampuan diluar skil teknis, yang dapat mempengaruhi mood dan hasil pekerjaannya. Berikut adalah soft skill yang harus dimiliki seorang UX writer:
- Mampu berpikiran terbuka.
- Memiliki rasa penasaran yang besar.
- Empati.
- Bisa bekerja dalam tim.
- Mempunyai product knowledge yang baik.
Rutinitas Seorang UX Writer
UX writer memiliki beberapa rutinitas dalam menjalani pekerjaan. Apa saja sih, yang biasanya dilakukan oleh UX writer? Untuk kamu yang penasaran, ini dia rutinitas yang biasa dilakukan oleh UX writer:
Riset
Rutinitas pertama yang dimiliki oleh UX writer adalah riset. Untuk membuat tulisan yang memudahkan interaksi pengguna dengan produk digital, penting untuk melakukan riset yang mendalam. Seorang UX writer harus mengenal lebih dalam masalah apa yang dialami oleh pengguna. Setelah mengetahui masalah yang terjadi, kemudian dicari solusi atas permasalahan tersebut. Setelah hasil riset terkumpul, selanjutnya adalah membuat sebuah desain yang inovatif dan memudahkan pengguna.
Menulis
Bukan menjadi sebuah hal yang mengejutkan pastinya, bahwa tugas seorang UX writer adalah menulis. Tentu saja, yang ditulis bukanlah sembarang tulisan. Sebagai UX writer, kamu harus pintar dalam mencari diksi atau kata-kata yang sederhana, sehingga dapat dimengerti pengguna saat sedang berinteraksi dengan produk digital. Ketika menulis, kamu akan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan UX designer agar menghasilkan tulisan yang tak hanya indah, namun juga berguna.
Kolaborasi
Ketika nantinya bekerja, seorang UX writer tidak bisa sendirian. UX writer akan berkolaborasi dengan banyak departemen dan lintas tim. Adalah sangat biasa UX writer berkolaborasi dengan business development, marketing dan lain sebagainya.
Cara Menjadi Seorang UX Writer
Jika dibandingkan dengan genre penulisan lain, UX writing cukup berbeda. Bahkan dengan copywriting yang dianggap dekat dengannya. Untuk menjadi seorang UX writer andal, kamu bisa memulainya dengan:
Belajar Microcopy
Salah satu cara termudah untuk belajar UX writing adalah memperhatikan microcopy yang banyak ditemui pada produk-produk digital. Misalnya, ketika menggunakan aplikasi dan produk digital yang kamu gunakan. Perhatikan kata-kata dan frasa yang digunakan memandumu saat menggunakan produk tersebut.
Kamu akan menyadari bahwa microcopy ada di mana-mana. Di aplikasi ojek online yang biasa kamu gunakan, di aplikasi pemesanan tiket, dan lain sebagainya. Banyak sekali yang bisa kamu pelajari dari penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut.
Belajar User Centered Design
UX writer harus memiliki pemahaman yang baik tentang user centered design. Apalagi, UX writer akan banyak berkolaborasi dengan UI/UX designer dan mungkin saja developer. Jadi, sangat penting untuk saling memahami peran masing-masing.
Membaca Banyak Buku Terkait UX Writing
Seiring dengan populernya UX writing, kini semakin banyak buku yang membahas tentang tema yang satu ini. Meskipun kebanyakan menggunakan bahasa Inggris, tetapi penyampaian dari para penulisnya cukup mudah dipahami jika kamu ingin tahu cara menjadi seorang UX writer. Mungkin ada sedikit kesulitan ketika mencari buku fisik yang membahas UX writing.
Ada satu buku yang banyak menjadi rujukan para pemula yang belajar UX Writing dan bisa kamu temukan di Google Play Store. Judul bukunya adalah “How to Write Short” karya Roy Peter Clark.
Penutup
Itulah tadi langkah dan cara-cara menjadi seorang UX writer. Perbanyaklah berlatih, mencari referensi, dan selalu update dengan perkembangan terbaru.
Mau punya web hosting ngebut dan uptime bagus? Tunggu apalagi, langganan hosting murah Unlimited sekarang juga!