Pernahkah Anda mengalami kejadian, di mana Anda melakukan pengaturan website WordPress tapi hasilnya nihil dan perubahan yang Anda harapkan tidak kunjung tersimpan? Katakanlah, Anda menambahkan gambar baru, mengedit tema, atau mengoreksi kesalahan menulis. Tetapi isinya tetap sama dan tidak ada perubahan sama sekali.
Kemungkinan besar, hal ini diakibatkan dari cache plugin yang yang tersisa. Atau bahasa teknisnya, WordPress caching. Plugin WordPress caching memunculkan server side cache dari blog WordPress, sehingga waktu loading menjadi lebih lama. Dan terkadang, salinan cache website juga dapat menimbulkan masalah. Terlebih lagi, jika Anda melakukan perubahan pada blog.
Kecepatan menjadi indikator sebuah website tergolong baik atau tidak. Semakin cepat sebuah website diakses, maka semakin baik pula untuk pengunjung. Selain itu, website yang ringan dan cepat akan mendapatkan prioritas dari Google, agar muncul di halaman teratas hasil pencarian.
Apalagi, pengunjung cenderung meninggalkan website dengan waktu load time yang lama. Maka dari itu,agar kecepatan dan kenyamanan pengunjung terjaga, penggunaan plugin cache menjadi penting adanya.
Pada artikel ini, kami akan membagikan tips pada Sobat Unlimited tentang panduan cara setting W3 Total Cache. Jadi, simak artikel ini sampai selesai ya.
Mengenal Web Caching
Sebelum lebih jauh membahas tentang bagaimana cara clear cache di WordPress, mari pahami lebih dahulu apa itu yang dimaksud dengan website caching. Web cache adalah fungsi penyimpanan data di server untuk digunakan lagi nantinya.
Sebenarnya, cukup mudah untuk memahami bagaimana website caching bekerja. Ketika Anda membuka website, fungsi web cache akan mengumpulkan semua data website. Lalu mengubahkan menjadi file HTML, dan membukanya di browser Anda.
Lalu ketika Anda ingin kembali membuka website tersebut, cache akan memuat salinan yang tadi telah tersimpan. Dengan demikian, server bisa bekerja dengan lebih cepat, dan tidak overload. Hanya saja, jika website tersebut mengalami pembaruan, maka proses harus diulangi lagi dari awal.
Web caching memiliki peran yang cukup penting dalam kecepatan loading sebuah website. Hal ini dapat meningkatkan performa website Anda. Ya, karena nantinya, pengunjung tidak perlu menunggu lama sampai website selesai dimuat.
Pemrosesan HTTP yang lebih sedikit, sama artinya dengan website akan menggunakan lebih sedikit bandwidth. Ini merupakan hal yang baik bagi Anda, terutama jika website Anda memiliki resource yang terbatas.
Baca Juga : Mengenal E-A-T Agar Konten Disukai Google
W3 Total Cache
W3 Total Cache adalah plugin WordPress yang banyak digunakan untuk mengelola cache yang yang sangat populer. Plugin yang satu ini setidaknya telah diinstall sampai 1 juta kali oleh pengguna WordPress.
W3 Total Cache banyak digunakan, salah satunya karena kemampuannya untuk menghemat penggunaan bandwidth dengan melakukan minify dan menyederhanakan file pada sebuah website. Tak hanya itu, W3 Total Cache juga dapat terintegrasi dengan CDN tanpa masalah berarti. Dengan kemampuan ini, tentu saja waktu loading website Anda akan semakin cepat.
Cara Setting W3 Total Cache
Website yang lambat dapat memberikan pengaruh negatif. Untuk mencegah website melambat, Anda bisa menggunakan plugin, salah satunya W3 Total Cache. Terdiri dari dua versi, yaitu versi gratis dan berbayar, W3 Total Cache dapat diandalkan untuk mengurangi waktu load time dan dapat membersihkan cache di website. Berikut ini adalah cara setting W3 Total Cache yang bisa Anda lakukan:
Langkah 1: Instalasi
Secara umum, cara instalasi W3 Total Cache sama dengan proses instalasi plugin lain di WordPress. Anda bisa mengakses WR Admin → Plugin → Add New → Search (W3 Total Cache) → Install Now → Activate Plugin
Langkah 2: Setting W3 Total Cache
Ada beberapa pengaturan yang harus Anda lakukan ketika akan menggunakan W3 Total Cache. Berikut ini adalah pengaturan yang harus Anda lakukan:
General Setting
Halaman ini berisi tentang semua pengaturan singkat fitur W3 Total Cache. Pengaturan tingkat lanjut untuk setiap opsi dapat dilakukan di halaman lain.
Yang terdapat di menu General Setting antara lain:
Tab General
Anda dapat mengaktifkan fitur ini untuk mengaktifkan preview mode. Ini berguna untuk mengetes skenario konfigurasi sebelum ditampilkan pada web aktif.
Page Cache
Tab ini digunakan untuk mengaktifkan caching pages. Tujuannya adalah untuk menurunkan response time pada website. Untuk memilih server yang digunakan, silakan klik tab Page Caching Method.
Minify
Pengaturan minify, database, dan object sudah disesuaikan sejak pertama kali plugin diinstall. Yang harus diingat adalah, jika Anda sudah menggunakan Cloudflare, maka tidak perlu mengisi checkbox Minify.
Baca Juga : Ketahui Perbedaan HTTP dan HTTPS di Sini
Opcode Cache
Jika Anda mengaktifkan fitur ini, maka setiap permintaaan file aka memperbarui cache ke versi yang terbaru. Opcode Cache sendiri merupakan cache PHP yang tersimpan di dalam memori server.
Database Cache
Anda dapat menonaktifkan pengaturan ini, apalagi jika Anda menggunakan server shared hosting. Bukannya mempercepat, mengaktifkan pengaturan ini malah akan membuat website Anda semakin lambat.
Object Cache
Sama halnya dengan pengaturan cache-database, perlu kehati-hatian dalam menentukan apakah ini harus diaktifkan atau tidak. Alangkah baiknya untuk tetap membiarkannya tetap pada pengaturan standar.
Browser Cache
Ketika Anda mengaktifkan fitur ini, maka pengunjung akan menerima cache website di dalam browser. Mengaktifkan fitur ini dapat meringankan beban server dan mempersingkat pengambilan file.
CDN
Bagian ini menampilkan pengaturan content delivery network. Penggunaan CDN dapat menyesuaikan dengan kebutuhan website. Seperti MaxCDN atau Cloudflare.
Reverse Proxy
Penggunaan reverse proxy dibutuhkan saat ingin menangani atau mengukur skala ke server, sebelum akhirnya ditangani oleh WordPress.
Fragment Caching
Fragment caching mengambil keluaran dari code block dan menyimpannya dalam waktu yang sudah ditentukan.
Monitoring
Relic merupakan tools yang dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan kinerja pada website. Relic akan memantau dan mengumpulkan data.
Licensing
Lisensi digunakan jika Anda ingin menggunakan versi pro dari W3 Total Cache.
Miscellaneous
Bagian ini tidak perlu dilakukan perubahan apapun. Cukup menggunakan konfigurasi standar yang sudah diatur dari awal proses instalasi.
Debug
Informasi detail mengenai setiap cache akan ditambahkan pada komentar HTML di dalam source code. Jika Anda sudah tidak menggunakannya, lebih baik untuk menonaktifkan pengaturan ini.
Import/Export Setting
Jika sebelumnya Anda sudah memiliki file konfigurasi W3 Total Cache gunakan fitur ini untuk melakukan restore.
Penutup
Plugin WordPress dapat mempermudah Anda dalam mengelola website. Termasuk plugin cache website. Dengan mengetahui cara setting W3 Total Cache, website Anda akan lebih optimal lagi.
Ingin punya web hosting ngebut dan uptime bagus? Tunggu apalagi, langganan hosting murah Unlimited sekarang juga!